Wasiat Terindah
Pertanyaan ini dilontarkan oleh pamateri pada taklim pekanan yang dihadari sekitar 20 peserta.
seorang gadis berperawakan sedang, berkulit sawo matang, dan bermata lentik yang ikut bergabung dalam halaqah (lingkaran) majelis dengan lantang menjawab" Aisyah binti Abu Bakar radiallahu anha"
Tanpa berkomentar, pemateri kembali memberikan pertanyaan.
"Siapa wanita pertama yang menyusui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah ibundanya Aminah?
Gadis itu pun tanpa ragu kembali menjawab "Tsuwaibah, hamba sahaya dari Abu Lahb.
"Mashaallah, semoga Allah merahmati kepintarannmu. Sepertinya saya baru pertama kali melihat adek di majelis ini?" Tanya pemateri yang masih menampakkan ekspresi kekagumannya.
Tasya yang tidak lain anggota LDK (Lembaga Dakwah Kampus) sekaligus ketua kegiatan taklim rutin yang tengah berlangsung itu, spontan merangkul gadis disampingya dan berkata,
"Perkenalkan! ini teman kuliah saya, namanya Clarine. Clarine tidak sabar mengikuti taklim ini setelah satu pekan menunggu. Bukan begitu Clarine?
Clarine pun melemparkan senyum ke arah para peserta yang hadir sebagai tanda salam perkenalan.
"Wah, Clarine sering membaca buku kisah Nabi dan para Sahabat yah?" Tanya salah satu peserta.
"Tidak juga. Justru saya malu mengakui kenapa dari dulu tidak berusaha mengenal lebih dekat Rasulullah. Sosok yang begitu mulia kesempurnaan jiwa dan akhlaknya," Jawab Clarine dengan wajah menampakkan gurat penyesalan.
Namun tak lama Clarine pun kembali ceria, terdengar lewat suaranya yang begitu antusias.
Clarine menjelaskan bahwa Ia patut bersyukur karena Allah Ta'alla telah menggerakkan hatinya untuk membuka buku Sirah Nabawiyah yang tak sengaja ditinggalkan teman ibunya di ruang tamu.
Dengan penasaran, Ia membuka lembar per lembar halaman buku tersebut dengan hati dan lisan yang terus bertakbir. Memuji atas keberanian, kecerdasan, dan ketabahan beliau dalam memperjuangkan dan menyebarkan agama Islam Rahmatan lil Alamiin.
Sampai pada suatu waktu, Clarine tiba-tiba terhenti cukup lama pada salah satu halaman kisah buku tersebut.
Ia berusaha merenungi dan menghayati kisah yang begitu membuat hatinya terharu. Kisah yang membuat ia tak kuasa menitikan air mata. Kisah yang membuatnya merasa begitu disayangi dan dihormati sebagai seorang wanita.
Kisah ini diceritakan ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tengah melaksanakan haji Wada' sekitar tahun 10 H. Beliau menyadari bahwa keberadaanya di dunia dalam menyampaikan risalah sudah mendekati babak akhir. Boleh jadi umatnya tidak akan bertemu dengan beliau selepas kembali dari berhaji.
Sungguh di saat tanda-tanda perpisahan ke hariabaan Ilahi di rasa semakin dekat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutamakan beberapa wasiat penting salah satunya yaitu berbuat baik terhadap wanita.
Hal ini disampaikan di hadapan sekitar seratus dua puluh empat ribu Muslim di padang Arafah. Beliau bersabda:
"Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Allah dan masalah wanita, karena kalian (laki-laki) mengambil mereka dengan amanat Allah dan kalian menghalalkan kemaluan mereka dengan kalimat Allah. Kewajiban kalian untuk memberi mereka (perempuan) rezeki dan pakaiannya dengan cara ma'ruf"
(HR.Muslim)
Clarine mengatakan bahwa la terus mengulangi membaca sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut, bahkan dikala mata terpejam pun, kata-kata itu masih ternyiang di hati dan pikiranya.
Ia begitu tersentuh pada wasiat indah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang jika dilanggar oleh lelaki Muslim sekalipun, maka Allah Ta'ala adalah sebaik-baik pemberi balasan.
Mendengar kisah yang diceritakan Clarine, pemateri yang biasa dipanggil ustadzah Ramlah tersebut ikut terhanyut pada kisah yang disampaikan.
Kisah yang sudah berulang kali Ia dengar namun tetap saja membuat jiwanya selalu bergetar. Ustadzah Rahmlah menarik nafas dan kembali bertanya ke seluruh peserta muslimah yang hadir,
"Adakah perkataan yang lebih indah dalam memuliakan wanita selain yang diucapkan Rasullullah tadi." ************
Comments
Post a Comment