Daeng Saja




Tahukah kalian? Dibalik kemegahan dan nama besar kampus Unhas (Universitas Hasanuddin) yang terletak di kota Makassar, Sulawesi Selatan, ada para pahlawan yang setiap hari mengerahkan dan mengorbankan tenaga dan waktunya demi menciptakan kenyamanan bagi para civitas akademik dalam proses belajar mengajar.

Nah, pasti kalian bertanya-tanya siapakah para pahlawan tersebut? Terlalu biasa dan lumrah kalau saya bilang mereka adalah mahasiswa yang mempunyai nilai IPK (Indeks Prestasi Komulatif) dengan berbagai karya dan prestasi, dosen dengan jam terbang yang tinggi atau para professor dengan berbagai penelitian mutahirnya, melainkan mereka ini justru hanya berasal dari kumpulan orang-orang pekerja kebersihan atau sekarang ini lebih dikenal dengan sebutan cleaning service.

 Ya, cleaning service. Profesi yang sering kita hubungkan dengan dengan sampah, bau, kotor, lalat, dan lain sebagainya. Namun sadarkah kita bahwa keberadaan mereka sangatlah penting agar lingkungan belajar menjadi bersih sehingga memudahkan dosen dan mahasiswa untuk berkosentrasi dan tentunya dapat memicu tingkat prestasi mereka dalam dunia akademik.
Daeng Saja adalah salah satu dari ratusan pahlawan kebersihan yang bekerja di Unhas. Tidak tanggung-tanggung, sudah hampir 20 tahun lebih dia bekerja sebagai cleaning service. Pastiya sudah tidak terhitung berapa banyaknya sudut kampus atau area sekitaran Unhas yang sudah ia bersihkan selama ini. Dengan masa kerja yang lumayan lama tersebut membuat Daeng Saja sangat dikenal di lingkungan kampus terutama mengenai keuletan, on time dan tidak pernah mengeluh dalam bekerja. Seakan pekerjaanya sudah menjadi bagian dari passion hidupnya.

Bukan hanya itu, hal yang paling membuat saya merasa kagum adalah ia masih memutuskan untuk tetap bekerja di umurnya yang sudah 82 tahun! Dan bahkan diri sendirinya tidak tahu sampai kapan Ia harus berhenti menekuni pekerjaan ini. Sempat berfikir kenapa anak-anaknya tidak melarangnya untuk berhenti bekerja dan membiarkan ia menikmanti hari tua nya saja? Namun kembali lagi saya tidak punya hak untuk kesal apalagi marah, karena baik Daeng Saja dan keluarga pasti punya alasan tersendiri tentang hal ini.

Ternyata setelah cukup lama mengobrol dengan Daeng saja di pelataran Pusat Bahasa Unhas, Kamis (11/05/2017) terungkap bahwa masalah ekonomilah yang membuat ia tetap bertahan selama ini. Di umurnya yang sudah terhitung lansia, Daeng Saja tidak mau menyusahkan orang lain terutama anak-anaknya yang kehidupanya pun tidak jauh beda dengannya meskipun keempat anaknya sudah bekeluarga dan bekerja. Bahkan kalau ada rezeki yang lebih, ia tidak tanggung-tanggung berbagi kepada para tetangga dan sanak saudaranya yang membutuhkan.

Disamping itu, dengan bekerja setidaknya dia bisa memanjakan cucu-cucunya ketika mereka datang mengunjunginya di akhir pekan meskipun dengan hanya membelikan mereka bakso tusuk " Yang penting melihat mereka bahagia, itu sudah alhamdulilah" Tuturnya sambil meleparkan senyum dan menggaruk-nggaruk kepala yang sudah dipenuhi uban itu. Sungguh bagi saya pribadi, Daeng Saja tidak hanya menjadi pahlawan bagi dunia kerja yang ia geluti akan tetapi ia juga telah menjadi pahlawan untuk keluarganya.

Karena makna pahlawan bagi saya adalah sosok yang bermanfaat untuk keluarga dan orang lain. Bukankah itu sebaik-baiknya manusia?

Comments

Popular Posts