Kalian beruntung dilahirkan di Indonesia??
Sebuah kotak besar warna hijau
dikeluarkan Emma di bawah tempat tidurnya. Satu persatu ia mengeluarkan barang yang
sebagian besar berisi pakaian musim semi yang tidak terpakai, beberapa lembar
kain yang penuh dengan motif bunga, berbagai pernak pernik ciri khas Afrika dan
yang paling menarik perhatianku ketika Ia mengeluarkan topi usang berwarna
coklat bergaya Amerika ala tahun20’an bertuliskan “NO!, YOU CAN’T TOUCH MY HAIR
AND YOU’D BEST NOT EVEN TRY (CROWING GLORY) , sempat tersenyum membacanya
karena yang paling tidak disukai oleh orang Afrika yaitu ketika
berbicara tentang warna kulit dan orang berusaha memegang rambut mereka. Jadi,
dengan adanya tulisan tersebut
setidaknya orang-orang mengerti bahwa “she doesn’t want to be treated
like that”.
Tiba-tiba dengan nada suara
tinggi Ia berteriak;
“Oh my God ! fitri look at this!! (sambil menyodorkan sarungtangan ke arahku)
Teriakkannya cukup mengagetkan dan memaksaku untuk menoleh ke arahnya.
“what?”
“this is my first gift from my father’s girlfriend!, what do you think,
it’s nice, right?”
“hmm, yup, nice!”
“But, wait! how about this one!
(mengeluarkan swimsuit berwarna orange).
Do you know this is second gift from my father’s girl friend”
“second gift with the same women?” (Aku bertanya dengan penuh
penasaran)
“of course not, from the second
girl’s friend! I am oldest child in my family. So, every girls who likes my
father have to ask permission to me!
Jawabannya itu membuatku sempat terdiam. Aku terdiam bukan karena Ayahnya
memiliki lebih dari satu atau dua
pacar, tetapi yang Aku tahu sekarang, Ayahnya tinggal satu rumah dengan Ibunya
bahkan dengan ke lima Adik-adiknya tetapi bagaimana mungkin dengan santainya Ia menceritakan ini kepadaku.
beberapa pertanyaan menghantui ku
malam itu;
Bagaimana dengan perasaan Ibunya?
Apakah Adik-adik nya tidak
sedih melihat Ayahnya bergandegan tangan dengan wanita lain?
Namun ke esokan harinya, Aku menemukan jawaban atas pertanyaanku. Emma
menceritakan ketika pagi-pagi sebelum berangkat ke kampus Ia menerima e-mail
dari Adiknya kalau dua hari ke depan Ayah dan Ibunya memutusakan untuk menikah
setelah hampir 22 tahun hidup bersama tanpa status ikatan yang sah. Dari dulu memang Ia juga tidak suka dan
merasa cemburu ketika Ayahnya berhubungan
dengan gadis lain selain Ibunya, itulah alasanya kenapa Ia tidak pernah mau
pulang ke negaranya ketika libur musim dingin tiba. Dan Ia juga menentang
kebiasaan masyarakat yang hidup bersama tanpa ikatan pernikahan.
“Every childrens are lucky born in Indonesia, fitri!
every pairs, family and children
life in peace and without jealous “
Untuk kedua kalinya Aku terdiam, dan lagi-lagi bertanya dalam hati; dengan
kondisi moral dan berbagai fenomena yang terjadi di tanah airku saat ini, apakah mungkin
seberuntung itu??
Comments
Post a Comment